Friday, 19 July 2013

Jogja

Kami bekerja. Dengan Jogja...
Jogja memang sukar ditebak. Bahkan sebagian dari kami memilih mengurung diri dan berkemas pulang. Bekerja dengan Jogja seperti mengais pundi-pundi uang agar dapat menikmati liburan. Tapi, uangnya terkumpul jika kami tidak tidur.

Bekerja dengan Jogja mengajarkan saya berambigu dan belajar membentuk lengkungan bibir termanis yang dapat diterima oleh siapa saja yang baik-baik saja.

Bekerja dengan Jogja, penuh rasa haru. Haru karena waktu yang singkat sedang hati tengah menggali atmosfir yang letaknya di atas langit.

Kami kembali ke rumah dengan cerita yang mungkin membekas lalu menguap di meja perpustakaan dengan tumpukan buku dan sebuah kacamata silindris.

Terimakasih, Jogja. Peluk hangat dari kami karena nasi kucing dan malioboro menyenangkan hari-hari kami. Muah!

No comments:

Post a Comment