Selamat Tahun Baru 2013!
Kembali lagi menginjak bulan Januari dan kalimat di atas tadi setidaknya telah menjadi Trending Topic World Wide, di berbagai media bahkan recent update-pun penuh dengan ucapan 'selamat tahun baru' disertai harapan-harapan yang mereka u(pdate)capkan.
Omong-omong soal tahun baru, pastinya dong akan ada perayaan malam pergantian tahun. Kalau diingat lagi, sepertinya perayaan ini sudah menjadi tradisi yang tak dapat ditinggalkan oleh seluruh masyarakat dunia, ya? Atau mungkin saja, di planet luar sana juga ikut merayakannya? Setidaknya mereka ikut menyaksikan ribuan kembang api di langit bumi, hehehe.
Saya adalah salah satu dari milyaran manusia di bumi ini yang dalam hidupnya baru sekali saja menikmati euforia tahun baru, tepatnya ketika pergantian tahun 2009 ke 2010. Dan perayaan ini merupakan rezeki dan kerugian juga untuk beberapa pihak.
Rezeki bagi para pedagang kaki lima, mulai dari yang paling identik yaitu penjual terompet sampai yang tidak nyambung sama sekalipun ada, misalnya saja penjual ikan hias (cupang) yang saya temui di tengah hiruk pikuk orang-orang. Mungkin karena perayaannya di pantai, maka si penjual berpikir nyambung-nyambung saja kalau berjualan ikan, meski ikan cupang itu ikan air tawar. Hehehe.
Ruginya. Seperti kejadian tahun sekarang ini. Baru saja menginjak ke tahun 2013 dengan jutaan harapan terlontar, tersurat, tersirat dan tertumpah ruah. Tertumpah pula ratusan atau bahkan ribuan ton sampah membanjiri setiap titik perayaan tahun baru. Tadi pagi saja, pemberitaan di televisi, menyiarkan berita tentang tumpukan sampah tahun baru yang terdapat di bundaran Hotel Indonesia. Selain itu, tanaman kota pun ikut-ikutan rusak karena terinjak. Merugikan, bukan? Jakarta sudah rawan banjir, sekarang dibanjiri sampah pula. Iya, mungkin memang begitu setiap tahunnya. Tetapi, semoga saja masyarakat lebih bijaksana. Tidak hanya merayakan tahun baru tetapi tetap mau mengantongi sampah-sampah (kecil saja dulu) agar tidak merusak lingkungan. Setidaknya sebagai ucapan terimakasih dan membantu saudara-saudara kita yang bekerja sebagai petugas kebersihan.
Oh iya! Omong-omong soal tahun 2013. Saya ini memang sudah paling okay merayakannya.
Diam di balkon kos-kosan, menunggu detik bergulir dan menyaksikan kembang api di sekeliling dengan gratis dan tanpa macet serta keramaian. Selain itu, saya juga ditemani salah seorang sahabat Indri dan adikku tercinta serta hot chocolate.
Saya adalah salah satu dari milyaran manusia di bumi ini yang dalam hidupnya baru sekali saja menikmati euforia tahun baru, tepatnya ketika pergantian tahun 2009 ke 2010. Dan perayaan ini merupakan rezeki dan kerugian juga untuk beberapa pihak.
Rezeki bagi para pedagang kaki lima, mulai dari yang paling identik yaitu penjual terompet sampai yang tidak nyambung sama sekalipun ada, misalnya saja penjual ikan hias (cupang) yang saya temui di tengah hiruk pikuk orang-orang. Mungkin karena perayaannya di pantai, maka si penjual berpikir nyambung-nyambung saja kalau berjualan ikan, meski ikan cupang itu ikan air tawar. Hehehe.
Ruginya. Seperti kejadian tahun sekarang ini. Baru saja menginjak ke tahun 2013 dengan jutaan harapan terlontar, tersurat, tersirat dan tertumpah ruah. Tertumpah pula ratusan atau bahkan ribuan ton sampah membanjiri setiap titik perayaan tahun baru. Tadi pagi saja, pemberitaan di televisi, menyiarkan berita tentang tumpukan sampah tahun baru yang terdapat di bundaran Hotel Indonesia. Selain itu, tanaman kota pun ikut-ikutan rusak karena terinjak. Merugikan, bukan? Jakarta sudah rawan banjir, sekarang dibanjiri sampah pula. Iya, mungkin memang begitu setiap tahunnya. Tetapi, semoga saja masyarakat lebih bijaksana. Tidak hanya merayakan tahun baru tetapi tetap mau mengantongi sampah-sampah (kecil saja dulu) agar tidak merusak lingkungan. Setidaknya sebagai ucapan terimakasih dan membantu saudara-saudara kita yang bekerja sebagai petugas kebersihan.
Oh iya! Omong-omong soal tahun 2013. Saya ini memang sudah paling okay merayakannya.
Diam di balkon kos-kosan, menunggu detik bergulir dan menyaksikan kembang api di sekeliling dengan gratis dan tanpa macet serta keramaian. Selain itu, saya juga ditemani salah seorang sahabat Indri dan adikku tercinta serta hot chocolate.


No comments:
Post a Comment